Rabu, 25 Juni 2014

Lubang Resapan Biopori

LRB adalah lubang yang dibuat secara tegak lurus (vertikal)  ke dalam tanah, dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman 100 cm atau tidak melebihi muka air laut dangkal. Lubang perlu diisi sampah organik sebagai sumber makanan fauna tanah dan akar tanaman yang mampu membuat biopori atau liang (terowongan-terowongan kecil) di dalam tanah. Prinsipnya Biopori dibangun oleh mikroorganisme dalam tanah sehingga perlu makan secara periodik.
Alat yang digunakan untuk membuat LRB:
Bor tanah (Bor Biopori) berukuran tinggi/panjang bor 120 cm, diameter bor 10 cm, dan lebar gagang pegangan ± 40 cm atau alat lainyang dapat membuat lubang vertikal, seperti linggis dan alat untuk mengeluarkan tanah dari dalam mata bor, seperti pisau.
Cara membuat LRB:
  1. Cari lokasi yang tepat untuk membuat LRB, yaitu pada daerah air hujan yang mengalir seperti halaman, parit/selokan, lahan kebun, dan area terbuka lainnya.
  2. Tanah yang akan dilubangi siram dengan air supaya mudah untuk dilubangi.
  3. Letakkan mata bor tegak lurus dengan tanah.
  4. Lubangi tanah dengan bor biopori, (bor biopori adalah bor untuk tanah mineral), dengan menekan bor ke kanan sambil diputar ke kanan hingga bor masuk kedalam tanah.
  5. Untuk memudahkan pengeboran, lalukan penyiraman dengan air selama pengeboran.
  6. Setiap ± 15 cm atau sedalam mata bor berhenti, tarik mata bor sambil tetap diputar ke arah kanan, untuk membersihkan tanah yang berada didalam mata bor.
  7. Bersihkan tanah dari dalam mata bor dengan menggunakan pisau atau alat tusuk lainnya, dimulai dari sisi dalam mata borsehingga tanah mudah dilepaskan.
  8. Lakukan terus proses pelubangan tanah berulang-ulang hingga mencapai kedalaman ± 100 cm.
  9. Apabila tanah berbatu atau berkerikil sehingga terhambatnya pengeboran, maka pengeboran dapat dihentikan hingga kedalaman yang bisa ditembus oleh mata bor saja, walaupun hanya mencapai kedalaman ± 50 cm.
  10. Terakhir, isi LRB dengan sampah organik.
PERHATIAN ! Untuk menghindari bahaya terperosok dan longsoran atau gguran tanah pada LRB, bisa dilakukan dengan:

  • Beri paralon ( Pipa PVC ) seukuran lubang dengan panjang 10-15 cm.
  • Bila diperlukan, tambahkan penyemenan (campuran semen dan pasir) disekeliling mulut lubang.
  • Bila daerah lubang sering dilalui orang, tutup lubang dengan kawat atau jaring yang kuat dan tidak permanen untuk memudahkan pengambilan kompos.


Manfaat LRB:

  • Meresapkan air hujan ke dalam tanah
  • Menjaga ketersediaan air tanah
  • Membuat kompos


Cara membuat kompos pada LRB:

  1. Memberi pakan berupa sampah organik untuk fauna tanah setiap 5 hari sekali.
  2. Setelah 3 bulan, lakukan seperti saat melakukan pengeboran, tapi yang diambil komposnya.
  3. Selesai panen, isi kembali lubang dengan sampah organik.
Jangan biarkan air hujan percuma, ya! :)

Sumber dan Refrensi:
Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, 2011.Lubang Resapan Biopori *Teknologi Tepat Guna Mengatasi Banjir, Sampah, Dan Ketersediaan Air Tanah*


Jumat, 13 Juni 2014

Perlindungan Lapisan Ozon

Ozon merupakan gas yang secara alami terbentuk di atmosfer, dimana masing-masing molekul ozon terdiri dari tida atom oksigen (O3). Keberadaan ozon terutama terdapat pada dua lapisan atmosfer yaitu stratosfer dan troposfer, namun ozon yang terdapat di stratosfer memiliki peran yang sangat penting karena melindungi bumi dari sinar UV-B yang mengakibatkan kasus katarak mata, kanker kulit, dan menurunkan kekebalan tubuh serta menghambat pertumbuhan tanaman dan pengurangan produksi fitoplankton yang dapat mengganggu rantai dan jaring-jaring makanan. Survei Kesehatan Rumah Tangga di Indonesia yang dilakukan pada tahun 1982 dan 1996, memperlihatkan prevalensi kebutaan meningkat dari 1,2% menjadi 1,5%. Sekitar 52% diantaranya disebabkan oleh katarak dengan backlog sebesar 1,5 juta orang.Glaukoma, uncorrected refractive, kelainan kornea dan retina merupakan penyebab kebutaan lain pada orang dewasa. Estimasi angka low vision di populasi yaitu 1,10% dan dengan gangguan penglihatan (visual impairment) 1,80%. (WHO, 2000. Ellimination of Avoidable Blindness and Launching of Regional Vision 2020)Sedangkan ozon yang terdapat di troposfer akibat polutan aktifitas manusia yang mengurai membentuk oksigen jauh sebelum mencapai stratosfer.

Tipisnya lapisan ozon akibat dua unsur kimia yaitu,Klorin dan Bromin sintesis yang terdapat pada CFC (Kloroflorokarbon), Halon, Karbon tetraklorida, Metil kloroform, Metil bromida, dan HFC (Hidrokloroflorokarbon) yang terlepas keudara yang kemudian dikenal dengan nama BPO (Bahan Perusak Ozon). BPO memiliki potensi untuk merusak ozon yg dinyatakan dengan istilah ozone depletion potential (ODP). Masing-masing BPO memiliki nilai ODP yang berbeda. Masing-masing BPO selain memiliki nilai ODP yang berbeda., juga memiliki nilai Global Warning Potential (GWP). Berikut tabel yang menampilkan nilai ODP dan GWP beberapa jenis BPO dan kegunaanya.

1. CFC (Kloroflorokarbon
    Kegunaan : Pendingin, Pelarut, Propelan, dan Bahan Pengembangan Pembuatan foam         
    ODP : 0,6-1,0                                 
    GWP : 4.680-10.72                                                                                            
2. Halon
    Kegunaan : Pemadam api                
    ODP : 3-10                                 
    GWP : 1.620-7.030                         
3. Karbon tetraklorida         
    Kegunaan : Pelarut                         
    ODP : 1,1                                          
    GWP : 1.380                                 
4. Metil kloroform             
    Kegunaan : Pelarut, tinta                     
    ODP : 0,1                                              
    GWP : 144             
 5. Metil bromida                          
     Kegunaan :Fumigasi hama                   
     ODP : 0.6                      
     GWP : 5               
6. HFC (Hidrokloroflorokarbon)  
    Kegunaan : Pengganti Sementara CFC untuk pendingin, Pelarut, Pengembang, dan pemadam api      
    ODP : 0,01-0,5                                     
    GWP : 76-2.270                                                   
      
Guna memperbaiki kondisi lapisan ozon, masyarakat dunia pada tahun 1985 menyepakati Konvensi Wina dan upaya perlindungan lapisan ozon dijabarkan dalam Protokol Montreal yang menetapkan langkah-langkah produksi dan konsumsi BPO.Dengan melakukan penghapusan BPO, kita turut memberi kontribusi dalam penurunan emisi Gas Rumah Kaca. Ozon Aman, Kita Nyaman!

Daftar Pustaka dan Refrensi :
  • Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, 2011. FAQ: Mari Bertanya Tentang Ozon dan Permasalahannya "Kumpulan Tanya Jawab Mengenai Program Perlindungan Lapisan Ozon & Permasalahannya Di Indonesia" (Cetakan 4)
  • Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, The Montreal Protocol on Substances that Deplete the Ozone Layer "Pencapaian Program Perlindungan Lapisan Ozon di Indonesia
  • Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, 2013. Pedoman Pengelolaan dan Pengawasan Refrigeran pada Bengkel Refrigerasi dan Air Conditioner di daerah.